misalnya: Senin Pahing, Selasa Pon, Rabu Wage, dll. Perhitungan hari tersebut sudah ada sejak dahulu kala.
Yang akan kita bahas adalah, tentang fanatisme pada perhitungan Jawa. Dari nama-nama hari, dapat dihitung nilai-nilai tertentu, yang disebut dengan WETON. Nah, dari nilai WETON inilah, dapat ditentukan apa-apa saja yang boleh atau tidak, bagaimana kita berbuat, dll. Misalnya mau pergi mencari rejeki, mencari obat, termasuk juga adalah tentang perjodohan!.
Bobot Bibit Bebed merupakan istilah untuk melakukan seleksi awal dalam memilih pasangan yang berkualitas.
BOBOT - diartikan dengan berbobot atau bermutu. Dari kemampuan berpikir, cara mengolah emosi dan prestasi yang dihasilkan, seseorang akan menunjukan seberapa tinggi kemampuannya serta seberapa besar bobotnya.
BIBIT - "benih" keturunan. Di mana ia dilahirkan? Siapa orang tuanya? Dari lingkungan sosial dan keluarga yang baik-baik, biasanya akan melahirkan keturunan yang baik pula.
BEBET - "bebedan" adalah istilah Jawa yang artinya cara berpakaian atau penampilan. Bebed menunjukan cara seseorang membawa diri, bergaul dan bertingkah laku.
Karena yang namanya jodoh dalam konteks ini diartikan dengan, jika pasangan tersebut bersatu akan saling melengkapi
kekurangannya, saling menutupi kelemahannya dan saling menambah kelebihannya.
Sehingga pasangan yang sudah jodoh ketika membangun rumah tangga, masing-masing pasangan dapat mengembangkan diri dengan maksimal.
Untuk mengetahui apakah calon pasangan tersebut jodohatau tidak jodoh, ada beberapa macam cara menghitung:
Caranya:
Hari dan Pasaran kelahiran pasangan pria dan wanita masing-masing diangkakan sesuai dengan Tabel A dan Tabel B, kemudian dijumlah.
Prinsipnya sisanya tidak boleh lebih dari 7.
Contoh:
Pasangan pria lahir pada Hari Senin, Pasaran Paing.
Senin 4 + Paing 9 = 13 (lihat tabel A & B)
Pasangan wanita lahir pada Hari Kamis Pasaran Kliwon
Kamis 8 + Kliwon 8 = 16 (lihat tabel A & B)
Kelahiran Pria diangkakan = 13
Kelahiran wanita diangkakan = 16
Jumlah 29
Pertama kali yang untuk membagi angka 29 adalah bilangan 10.
29 : 10 = 2, sisanya 9.
29 : 7 = 4, sisanya 1.
Angka sisa 1 (satu) tersebut yang menjadi kunci untuk dihitung.
(lihat Tabel C). Artinya bahwa pasangan tersebut jodoh.
Kehidupan rumah tangganya kelak akan penuh wibawa, disegani karena kebaikan budinya.
Perhatikan tabel-tabel di bawah ini.
TABEL A
| TABEL B
|
Sisa | Nama | Artinya |
1 | Wasesa Sagara | Besar wibawanya, luas budinya, sabar, pemaaf |
2 | Tunggak Semi | Rejekinya mudah dan melimpah. |
3 | Satriya Wibawa | Mendapat keluhuran dan kemuliaan |
4 | Sumur Seneba | Banyak yang datang berguru |
5 | Satriya Wirang | Mengalami dukacita dan kewirangan. |
6 | Bumi Kapethak | Banyak mengalami kesedihan, tetapi tabah dan pekerja keras |
7 | Lebu Katiyup Angin | Mengalami duka nestapa, tdk pernahkesampaian yg dicita-citakan |
Sisa angka 7 artinya bahwa angka hasil dari penjumlahan habis dibagi 7.
Angka 5 (Satriya Wirang) :
Syaratnya, sebelum pelaksanaan upacara perkawinan salah satu calon pengantin menyembelih ayam.
Angka 6 (Bumi Kapethak) :
Syaratnya, sebelum menikah salah satu calon pengantin mendhem Siti atau menamam tanah.
Angka 7 (Lebu Katiyup Angin) :
Syaratnya, sebelum pernikahan berlangsung, salah satu pasangan menghambur-hamburkan tanah.